Eksistenti alquran sebagai kitab suci terakhir

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Hai teman-teman, nama saya Isana saya dari jawa tengah, dan kampus saya IAIN salatiga, ini adalah pos pertama saya , jadi mohon dimaklumi. Pada pos pertama ini saya akan memposting karya saya yang berasal dari makalah yang pernah saya buat. Oke langsung saja disimak ya. Semoga bermanfaat.

Eksistensi Alquran sebagai kitab suci terakhir
Allah telah menurunkan kitab suci kedunia ini, yang wajib kita imani yaitu taurot, zabur, injil dan yang terakhir adalah Al quran.
Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab Suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada l-Qur’an disebut orang-orang murtad.

. Dalam penyampaiannya kitab-kitab taurot,zabur dan injil lebih dikhususka kepada bani israil saja, sedangkan Alquran diturunkan untuk seluruh umat manusia sekaligus sebagai penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya

 Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah sesungguhnya untuk menuntun manusia kejalan yang benar, dan secara garis besar mengajarkan tentang ketauhidan. Tetapi seiring berjalannya waktu kitab-kitab sebelum Al Qur’an diselewengkan isinya, kecuali kitab suci Alquran. Alquran selalu dijaga keasliannya oleh Allah, yaitu dengan banyaknya penghafal Alquran. Kitab Suci Injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum Nasrani/Kristen katolik dan Protestan sangt berbeda dengan Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh karena itu, datang Al-Qur’an untuk menjadikan penyempurna seluruh kitab suci yang ada.

Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyu:
1.      Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.
2.      Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS.
3.      Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.

4.      Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pengertian dan sejarah singkat turunnya Al Qur’an
Kitab Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allas SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia ditulis dengan bahasa arab sebagai pedoman hidup agar manusia selamat di dunia dan akherat. Al-Qur’an telah menyempurnakan kitb-kitab terdahulu (Taurot, Zabur, dan Injil). Dengan diturunkannya Al-Qur’an, maka kitab-kitab terdahulu itu tidak berlaku lagi.
Secara etimologis Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca. Berasal dari kata (قرء) yang berarti membaca. Secara terminologis Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW[1].
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144 surat, 6666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 Masehi di Gua Hira. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan), karena beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
Penyusunan surah-surah dalam Al-Qur’an diajarkan oleh Nabi Muhammad (tauqifi). Sebelum Rasulullah SAW wafat, ayat-ayat yang turun secara bertahap ditulis pada papan-papan, pelepah korma, kulit domba dan dihapal. Pada masa khalifah Abu Bakar, tulisan-tulisan ayat-ayat Al-Qur’an dikumpulkan menjadi satu. Pada masa Khalihat Utsman, ayat-ayat Al-Qur’an disalin menjadi sebuah mushaf dengan ketua panitia Zaid bin Tsabit. Mushaf ditulis sebanyak lima buah. sebuah meshaf ditinggal di Madisah dan yang lain dikirim ke Mekah, Kuffah, Basrah. Semua penulisan mushaf setelah masa itu harus menyalin dari salah satu mushaf yang lima tersebut. 

 Nama-nama lain Al Qur’an
Al Qur’an memiliki banyak nama lainnya diantarnaya adalah sebagi berikut:
1.                  Al-Kitab QS(2:2), QS(44:2)
2.                  Al-Furqan (pembeda benar salah): QS(25:1)
3.                  Adz-Dzikr (pemberi peringatan): QS(15:9)
4.                  Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat): QS(10:57)
5.                  Al-Hukm (peraturan/hukum): QS(13:37)
6.                  Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS(17:39)
7.                  Asy-Syifa' (obat/penyembuh): QS(10:57), QS(17:82)
8.                  Al-Huda (petunjuk): QS(72:13), QS(9:33)
9.                  At-Tanzil (yang diturunkan): QS(26:192)
10.              Ar-Rahmat (karunia): QS(27:77)
11.              Ar-Ruh (ruh): QS(42:52)
12.              Al-Bayan (penerang): QS(3:138)
13.              Al-Kalam (ucapan/firman): QS(9:6)
14.              Al-Busyra (kabar gembira): QS(16:102)
15.              An-Nur (cahaya): QS(4:174)
16.              Al-Basha'ir (pedoman): QS(45:20)
17.              Al-Balagh (penyampaian/kabar): QS(14:52)
18.              Al-Qaul (perkataan/ucapan): QS(28:51)


 Isi Kandungan Al-Qur’an
Secara garis besar kandungan Al-Qur’an dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok seperti berikut ini:
1.   Aqidah/Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia[2]. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT.
Ayat tentang ketauhidan antara lain surat al-Ikhlas ayat 1-4:
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
2.   .Peringatan/Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al-Qur’an atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
Contoh ancaman dalam surah al-Hajj ayat 72 yang artinya:
“Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.”
Contoh Janji Allah dalam surah al-Furqan ayat 16 yang artinya:
“Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya)”.
3.   Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT[3]. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
4.   Akhlaq/Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah[4]. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
Contoh ayat tentang akhlak surah an-Nahl ayat 90yang artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”
5.   Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-Qur’an adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
Contoh ayat tentang hukum surah al-Maidah ayat 96 yang Artinya:
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”.
6.      Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
Contoh ayat tentang sejarah surah al-Kahfi ayat yang artinya:
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya."



Baca Juga Peran panca indra dalam Aktivitas belajar

 Keutuhan dan Keaslian Al-Qur’an
Berbeda dengan Kitab-Kitab suci sebelumnya, Al-Qur’an terjamin keutuhan dan keasliannya[5]. Hal itu bisa terjadi pertama dan utama sekali karena adanya jaminan dari Allah SWT:

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr 15: 9)

Kemudian yang kedua karena adanya usaha-usaha yang manusiawi dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW oleh para sahabat dibawah bimbingan Rasulullah SAW dan oleh generasi berikutnya dan oleh setiap generasi kemudian. Usaha-usaha itu dapat kita lihat antara lain dalam nuktah-nuktah berikut ini:

1.      Rasulullah SAW- sebagai seorang yang ummi- berusaha menghafal ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan Allah SWt lewat malaikat Jibril AS. Bahkan belum lagi wahyu selesai disampaikan Jibril beliau segera menggerakkan kedua bibirnya untuk menghafal. Hal ini ditegur oleh Allah SWT seraya memberikan jaminan bahwa tanpa usaha, Allah Akan membuat Nabi muhammad SAW bisa membaca, hafal dan mengerti maksudnya.
2.      Rasulullah SAW selalu mempergunakan sebagian besar malamnya untuk taqarrub, mendekatkan diri ke hadirat Allah. Melakukan Shalat dan membaca Al-qur’an dengan tartil. Kemudian seperti yang diceritakan oleh Siti’ Aisyah RA bahwa Jibril As selalu mengunjungi Rasul pada setiap tahun untuk menyaksikan Rasul dalam bertadarus dan menghafal Al-Qur’an. Berkat perhatian dan upaya yang sungguh-sungguh, dan atas bimbingan Jibril AS serta terutama jaminan Allah SWT, sehingga Rasulullah benar-benar menguasai Al-Qur’an dengan sempurna. Tiada seorang pun yang mengungguli Rasul dalam penguasaan Al-Qur’an, yang menjadi titik tumpuan umat islam dalam masalah yang mereka perlukan (Miftah Fatidh, 1989, hal. 137-138)
3.      Setiap Rasulullah SAW selesai menerima ayat-ayat yang diwahyukan, beliau membacakannya kepada para sahabat dan memerintahkan kepada mereka untuk menghafal dan kepada sahabat-sahabat tertentu diperintahkan oleh Rasul SAW untuk menuliskannya di sarana-sarana yang memunngkinkan waktu itu seperti dipelepah-pelepah korma, ditulang-tulang binatang, di batu-batu dan kulit binatang serta sarana lainnya. Begitulah dengan sungguh-sungguh dan penuh kecintaan para sahabat yang menghafal dan mencatat Al-Qur’an. Tidak terhitung jumlahnya para sahabat yang hafal dan benar-benar menguasai Al-Qur’an. Untuk menyebut beberapa orang saja misalnya: khalifah yang empat, ibnu mas’ud, abu musa Al-As’ari, zaid bin tsabit, ibnu umar, ibnu Abbas, Amru bin ‘Ash, Mu’awiyah dan lain-lain.
4.      Pada masa Abu Bakar As-Shiddiq, atas anjuran Umar bin Khatab, Al-Qur’an dikumpulkan dalam satu Mushaf oleh panitia tunggal yaitu Zaid bin Tsabit dengan berpedoman kepada hafalan dan tulisan para sahabat. Ayat demi ayat disusun sesuai dengan petunbjuk Rasulullah SAW sebelumnya, tapi surat demi surat belim lagi diurutkan sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.
5.      Pada masa-masa Utsman bin affan pembukuan Al-Qur’an disempurnakan dengan menyusun surat demi surat sesuai dengan ketentuan Rasulullah SAW dan menuliskannya dalam satu sistem penulisan yang bisa menampung xsemua qira’at yang benar. Sistem penulisan itu dikenal dengan mushaf usman itu disalin beberapa naskah dan cdikirimkan kepusat-pusat pemerintahan umat islam waktu itu untuk dijadikan pedoman dan standar penulisan. Tugas pembukuan yang disempurnakan ini dilaksanakan oleh satu tim yang diketahui oleh Zaid bin Tsabit, dengan anggota Abdullah bin Zubair, Sa’id bin ‘ash dan abdur Rahman bin Haris bin Hisyam.
6.      Pada masa-masa berikutnya para ulama selalu berusaha untuk menyempurnakan penulisan dan pemeliharaan Al-Qur’an sehingga lahirlah beberapa ilmu pengetahuan yang mendukung pemeliharaan keaslian dan keutuhan Al-Qur’an, seperti ilmu tajwid untuk qaidah-qaidah qira’ah, ilmu nahwu sharaf dari segi tata bahasa, ilmu khath dari segi penulisan, ulumul Qur’an dan ilmu Tafsir dari segi metodologi pemahaman, dan ilmu-ilmu lainnya.
Al-Qur’an dijamin oleh allah SWT keutuhan dan keasliannya sampai akhir zaman karena memang Al-Qur’an bersifat universal (‘am lijami’il basyar fi kulli makan wa zaman- berlaku untuk seluruh manusia dimana dan kapan saja berada) – berbeda dengan kitab-kitab Allah sebelumnya yang bersifat lokaluntuk umat tertentu(Al-Furqan 25: 1, Al-Anbiya’ 21: 107, Saba 34:28.)

Fungsi Al-Qur’an terhadap Kitab-Kitab Allah Sebelumnya
Dalam hubungannya dengan Kitab-Kitab Suci yang diturunkan Allah sebelumnya, Maka Al-Qur’an berfungsi Sebagai:
1.      Nasikh, baik lafazh maupun hukum, terhadap Kitab-Kitab sebelumnya. Artinya semua kitab suci terdahulu dinyatakan tidak lagi berlak. Satu-satunya yang wajib diikuti dan dilaksanakan petunjuknya hanyalah kitab suci Al-Qur’an. Hal itu disebabkan dua hal: pertama, karena kitab-kitab suci terdahulu itu tidak ada lagi yang utuh dan asli seperti waktu diturunkan; kedua, karena kitab-kitab suci tersebut berlaku khusus untuk umat dan masa tertentu saja. Dalil yang paling kuat menunnjukkan bahwa Al-Qur’an adalah Nasikh terhadap Kitab-Kitab suci sebelumnya adalah perintah Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW untuk memberlakukan Al-Qur’an terhadap seluruh umat manusia termasuk para ahlul Kitab.
2.      Muhaimin atau batu ujian terhadap kebenaran Kitab-Kitab yang sebelumnya. Artinya Al-Qur’an  lah yang jadi korektor terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada Kitab-Kitab sebelumnya. Dengan demikian Al-Qur’an lah satu-satunya yang dijadikan pegangan. Apa yang dibenarkan dan ditetapkan oleh Al-Qur’an itulah yang benar dan harus diikuti. Dan jika terdapat perbedaan /pertentangan antara Al-Qur’an dengan isi Kitab-Kitab sebelumnya maka Al-Qur’an lah yang benar dan diikuti, karena seperti dijelaskan oleh Allah sendiri Kitab-Kitab suci sebelumnya tidak bebas dari pemalsuan dan penambahan atau pengurangan dalam perjalanan sejarahnya (Lihat ayat 48 surat Al-Maidah diatas). 

Keistimewaan Al-Qur’an
Sebagai kitab Allah yang terakhir Al-Qur’an mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain sebagai berikut:
1.      Berlaku umum untuk seluruh umat manusia di mana dan kapan pun mereka berada sampai akhir zaman nanti. Hal itu sesuai dengan Risalah Nabi Muhammad SAW yang ditujukan unbtuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti. Allah berfirman:
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Al-Furqan 25: 1).
2.      Ajaran Al-Qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan (As-Syumul), seperti aspek ekonomi, politik, hukum budaya, seni, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Serta mencakup seluruh ruang lingkup kehidupan, seperti kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, bernegara.
3.      Mendapat jaminan pemeliharaan dari Allah  SWT dari segala bentuk penambahan, pengurangan, dan pemalsuan, sebagai mana firman-nya:
 “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr 15: 9)
4.      Allah SWT menjadikan Al-Qur’an untuk dipahami, dihafal, dan diamalkan. Firman-nya:
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”. (Al-Qamar 54: 17).
5.      Al-Qur’an terjaga dari pertentangan/kontrakdiksi (apa yang ada di dalamnya), Allah berfirman:


"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya". [an-Nisa’: 82]
Perbedaan Iman kepada Al-Qur’an Dengan Kitab-Kitab Suci Lainnya
Seorang muslim wajib mengimani semua kitab-kitab suci yang telah diturunkan oleh Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul-Nya, baik yang disebutkan nama dan kepada siapa yang diturunkan maupun yang tidak disebutkan. Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” ( An-Nisaa 4: 136).

Akan tetapi tentu ada perbedaan konsekuensi keimanan antara iman kepada Al-Qur’an dan iman kepada Kitab Suci sebelumnya. Kalau terhadap kitab Suci sebelumnya seorang muslin hanyalah mempunyai kewajiban mengimani keberadaan dan kebenarannya tanpa kewajiban mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan kandungannya karena Kitab-kitab Suci tersebut berlaku untuk umat dan masa tertentu yang telah berakhir dengan kedatangan Kitab Suci yang terakhir yaitu Al-Qur’an. Jika ada hal-hal yang sama yang masih berlaku dan diamalkan, itu hanya semata-mata karena diperintahkan oleh Al-Qur’an bukan karena ada pada Kitab Suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-Qur’an membawa konsekuensi yang lebih luas seperti mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkannya serta membelanya dari serangan musuh-musuh Islam.
Untuk lebih jelasnya kewajiban seorang muslim terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1.      Mengimani bahwa Al-Qur’an adalah Kitab Allah yang terakhir yang berfungsi sebagai Nasikh,Muhaimin, dan Mushaddiq bagi Kitab-Kitab Suci sebelumnya; Mukjizat bagi bagi kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW; Hudan bagi kehidupan umat manusia sampai akhir zaman; dan fungsi-fungsi lainnya (Al-Maidah 5:48; Al-Baqarah 2:23; Al-Baqarah 2: 185).
2.      Mempelajari Al-Qur’an baik cara membacanya (ilmu tajwid dan qira’ah), makna dan tafsirnya (iarjamah dan tafsir Al-Qur’an) maupun ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan Al-Qur’an seperti ulumul Qur’an, hadist, ushulul fiqhi, fiqh, dan lain-lain. (Muhammad 47: 24, At-Taubah 9: 122).
3.      Membaca Al-Qur’an sebanyak dan sebaik mungkin (Al-Muzammil 73: 4, 20).
4.      Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam seluruh kehidupannya, baik kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara, maupun kehidupan internasional. Baik aspek ekonomi, politik, hukum, budaya, pendidikan, maupun aspek hidup lainnya (Al-A’raf 7: 7-8, An-Nur 24: 51, Al-Baqarah 2: 208).
5.      Mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain sehingga mereka dapat membaca, memahami dan mengamalkannya (Ali ‘Imran 3: 110, Ali ‘Imran 3: 104, An-Nahl 16: 125, Ali ‘Imran 3: 79, HR Bukhari: sebaik-baik orang di antara kamu ialah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”)




Kesimpulan
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan sumber segala hukum dan pedoman hidup ummat Islam yang utama.
Al Qur’an merupakan kitab suci yang banyak sekali keistimewaannya, ,banyak sekali ilmu yang kita dapat didalmnya,  keasliannya akan selalu dijaga oleh Allah, ada beberapa isi Al qur’an yang diambil dari kitab-kitab sebelumnya dan disempurnakan lagi oleh Al Qur’an itu lah sebabnya kenapa Al Qur’an  merupakan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya
. Secara keseluruhan kita dapat menyimpulkan bahwa:
1.     Al-qur’an merupakan penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
2.     Al-quran dijaga keasliannya oleh Allah SWT.
3.      Al-quran dijamin kebenarannya.
4.     Semua cerita dalam al-quran merupakan sesuatu yang nyata dan bukan sebuah khayalan.
5.      Al-quran sebagai petunjuk seluruh umat.
6.      Berita Al-Qur’an pasti benar dan hukumnya adil.
7.       Al-Qur’an sebagai hakim atas kitab-kitab sebelumnya.
8.      Al-Qur’an terjaga dari pertentangan/kontrakdiksi (apa yang ada di dalamnya).

Maka dari itu kita sebagai umat islam haruslah mengimani, mempelajari, membaca dan mengamalkan apa yang ada didalam Al Qur’an, agar hidup kita bahagia didunia dan di akhirat.




DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar. 2004. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)
Zuhni, Masjfuk. 1993. Studi Islam. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
.Departemen Agama Republik Indonesia. 1994. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang. CV. Grafika Semarang.
Madaniy, Malik dkk.1998.Mengungkap Rahasia Al-Qur’an. Bandung. Mizan.
Syarifuddin, Amir. 1997. Ushul Fiqh Jilid I. Jakarta. Logos Wacana Ilmu.
Umar, Moch. Chudlori dkk. 1984. Pengantar Study Al-Qur’an. Bandung. PT AL-Ma’arif.
Zuhdi, Masjfuk. 1997. Pengantar UlumulAl-Qur’an. Surabaya. CV. Karya Abditama.
Coretankuliahfisika.com




[1] Zuhni, Masjfuk.  Studi Islam. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.1993)
[2] Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta:  Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI). 2004. )
[3] Madaniy, Malik dkk. Mengungkap Rahasia Al-Qur’an.( Bandung: Mizan.1998 )
[4] Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta:  Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI). 2004. )
[5] Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta:  Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI). 2004. )

Komentar